Pentingnya Mengamankan Telekomunikasi di Asia Pasifik

Insiden SK Telecom baru-baru ini, yang menyebabkan 27 juta data diretas, menjadi pengingat tegas bahwa setiap bisnis, termasuk sektor telekomunikasi, rentan terhadap risiko keamanan siber.

Di tengah lanskap digital Asia Pasifik yang berkembang pesat, dengan cakupan 5G yang luas di negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan, kebutuhan akan keamanan siber yang lebih tinggi menjadi semakin krusial. Takanori Nishiyama, Senior Vice President APAC & Japan Country Manager Keeper Security, menyoroti urgensi masalah ini dalam komentarnya.

Pelanggaran data telah menjadi hal yang umum, dan dampaknya terhadap privasi semakin memburuk. Laporan Keeper Insight 2024 menunjukkan bahwa serangan berbasis identitas adalah pemicu utama tren ini.

Kredensial pengguna yang disusupi, akses tidak sah, serta izin akses yang berlebihan masih menjadi cara paling umum bagi aktor ancaman untuk menyusup dan bergerak dalam jaringan. Lebih buruk lagi, serangan siber bukanlah insiden satu kali; aktor ancaman sering kali gigih dalam serangan bertarget atau brute-force mereka, yang semakin didukung dan diskalakan dengan penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Organisasi telekomunikasi merupakan target utama bagi aktor ancaman. Motivasi mereka bervariasi, mulai dari insentif finansial hingga alasan politik dan bahkan “hak menyombongkan diri” di antara rekan-rekan mereka yang jahat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *